The highlights of our journey from 2012 to the heavenly sweet you know now
Hampir semua cake decorator di pelosok Dunia tak terkecuali indonesia, mengenal sosok Margie Carter. Dia adalah salah satu senior cake decorator International asal Sydney, Australia. Karyanya yang sangat mengagumkan, menjadikan wanita bernama lengkap Margaret Carter ini panutan para cake decorator dan sculpture cake di berbagai negara.
Margie adalah seorang lulusan Diploma of Fine Arts di East Sydney Technical College atau lebih dikenal sebagai NSW College of Fine Arts di Australia. Margie bekerja sebagai seorang seniman diberbagai bidang, termasuk sebagai ilustrator buku untuk pribadi, perusahaan, dan yang didanai oleh pemerintah Australia. Margie juga pernah tiga kali menjadi finalis dalam ajang Portia Geach Portrait Competition selama mengajar pottery.
Bagi Margie, sebetulnya terjun ke dunia cake adalah suatu ketidaksengajaan. Berawal ketika salah seorang puterinya akan berangkat ke sekolah dan kemudian ada seseorang yang memintanya untuk melukis di atas cake. Pada saat itu sekitar tahun 80'an, cake masih dicover dengan buttercream karena fondant siap jadi belum populer dipergunakan.
Pada tahun 1988, dengan tiga anaknya yang masih duduk dibangku sekolah, Margie mengambil kerja part time di Sydney's Sweet Art. Seni melukis dan sculpture adalah bukan hal asing bagi Margie, maka tak heran bila hasil karya cake decorating dan sculpting cake jika sudah ditanganinya akan sangat terlihat alami dan lebih nyata atau hidup.
Kedatangan Margie ke Jakarta memang tidak lama, hanya sekitar satu minggu. Meskipun begitu ketika Pastry & Bakery menanyakan adakah inspirasi yang diperoleh dari Indonesia untuk cake decoration-nya, Margie mengatakan pernah melihat bahan dengan motif batik dan itu memicu imajinasinya untuk dituangkan pada sebuah cake sebagai dekorasi."Tetapi inspirasi bisa datang dari apapun dan dari mana saja, baik dari alam, hewan, art work, dan sebagainya," tambah Margie. Jika ingin menjadi seorang cake decorator handal, Margie mengungkapkan bahwa hal utama yang harus dilakukan adalah berlatih, kemudian melahirkan ide-ide yang menarik. Semakin banyak Anda berlatih, semakin baik karya yang dihasilkan. "Hal utama jika Anda ingin menjadi seorang cake decorator adalah rajin berlatih, dan perhatikan sekitar, cobalah untuk menggambarkan dalam pikiran. Menurut saya yang paling mendasar adalah lakukan apa yang Anda cintai, untuk menghasilkan inspirasi dan ide-ide yang lebih baik," jelas Margie. Sebagai informasi, Margie menceritakan bahwa di luar negeri termasuk di Sydney, Australia, beberapa cake decorator kebanyakan tidak membuat base cake-nya sendiri, termasuk Margie. Para cake decorator selalu membeli cake yang sudah jadi dari supplier. Karena mendekorasi dan sculpting cake sendiri sudah memakan waktu lama, sehingga tidak akan sempat lagi untuk membuat cake. "Pada dasarnya yang paling dibutuhkan oleh para cake decorator dan para pembuat sculpture cake adalah konsentrasi kerja yang tinggi dibandingkan membuat cake itu sendiri," ujar pecinta cheese cake ini.
Nama Margie Carter tak bisa drlepaskan dari Planet Cake. Planet Cake adalah sebuah boutique cake store yang dikeoal dengan spesialis cake--cake unik. Pada tahun 1996 Margie dan temannya Faye Cahill mendirikan Planet Cake di Balrnian, Australia. Namun setelah tujuh tahun berjalan, Margie dan Faye memutuskan untuk menjual Planet Cake. Keputusan ini drambil karena Margie akan bisa lebih banyak berkonsentrasi dengan seni lainnya yang ia senangi. Sampai akhir 2011, Margie masih mendampingi pemilik baru dan Planet Cake sebagai Artistic Director and Cake Sculptmg Specialist. Selain menjadi sebuah boutique cake store, Planet Cake juga dijadikan sebuah realityshow di salah satu channel TV Lifestyle Food di Australia, Margie bertindak sebagai salah satu Senior Cake Decorator dan kerap tampil di acara TV show tersebut. Planet Cake juga diterbitkan dalam sebuah buku oleh Paris Cutler. Rasanya hampir semua, para pecmta cake decoration wajib mermliki buku ini jika ingin menghasilkan cake decoration dan sculpting cake yang menakjubkan.
Margie yang sebelumnya memulai dengan menyalurkan bakat seni melukis dan sculpting pada media batu, pottery, hingga kanvas, mendekorasi dan sculpting dengan cake sebagai medianya adalah pekerjaan yang paling sulit. Sculpting pada media seperti batu lebih mudah dibandingkan pada media sebuah cake, sculpting pada pottery juga jauh lebih mudah. "Jika medianya adalah batu saya hanya membutuhkan posisi angle-nya saja. Sedangkan pada sculpting cake perlu banyak faktor yang harus diperhatikan. Misalkan saja icing pada cake perlu dikerjakan dengan cepat. Faktor waktu sangat mempengaruhi. Kondisi ruang juga harus dingin, jika tidak icing akan kering dan bisa retak," jelas Margie. Selama ini bagi Margie ada satu pengalaman yang sangat menantang ketika membuat sculpting cake "Falling Water" inspirasi dari sebuah rumah karya arsitek ternama bernama Frank Lloyd Wright dari Amerika. Margie dihadapkan pada kesulitan yang sangat kompleks dimana setiap sisi bagian rumah seperti pintu yang memiliki banyak perbedaan bentuk. Margie mempergunakan setiap waktunya dengan duduk, berpikir, mengamati, dan akhirnya melakukan sculpting. Pengalaman menarik bagi Margie pada saat ia menerima pesanan dengan bentuk cake ular python di atas sofa. Margie menyanggupi, namun ia membutuhkan contoh foto ular phyton. Sang pemesan keesokan harinya menyerahkan contoh yang diinginkan oleh Margie, berupa seekor ular phyton milik si pemesan. Sebagai seorang cake decorator kawakan, Margie juga pernah mengalami hal kurang menyenangkan saat mendekor cake. "Pada saat itu, di pertengahan musim panas, saya mengerjakan dekorasi dan sculpting wedding cake. Karena pesta outdoor dengan cuaca yang cukup panas, kami harus kerja keras berlomba dengan waktu karena lapisan fondant mulai retak, dan hampir membuat keutuhan cake menjadi runtuh. Satu persatu tamu mulai berdatangan sedangkan saya masih mengulang kembali untuk membuat icing tersebut, saya cepat-cepat merolling icing, sampai ada tamu pertama yang hadir dan `wretivw ini bagus sekali' sambil mengusap peluh di wajah, saya tersenyurr icing cs.ake sudah mulai retak. Akhirnya saya cepat-cepat kembali merolli ;ernbali pada cake. Saya merasa lega, saat pasangan penga--: cake dan puas dengan wedding cake yang saya buat,"
Pada hari itu, Margie menunjukkan salah satu hasil karyanya selama mengajar di Jakarta yaitu sebuah unicorn yang disculpting mempergunakan chocolate mud cake, bercover fondant, dan sentuhan warna dengan teknik air brush color. "Ini semua aman untuk dikonsumsi karena fondant dan pewarna semuanya food grade. Untuk base cake disarankan mempergunakan cake yang berat, jangan jenis sponge cake. Unicorn ini bisa tahan hingga satu minggu dengan suhu ruang dingin atau ber-AC, namun jika di tempat panas akan menciut atau retak," tutur Margie. Bagi Margie, bagian yang sangat menyenangkan dari profesinya saat ini adalah begitu inspirasi datang, Margie akan langsung mewujudkannya dan mengerjakannya dengan perasaan senang. "Jika Anda sudah senang dengan apa yang Anda kerjakan, dan selama apapun pekerjaan yang Anda kerjakan, Anda akan tetap merasa senang dan menikmati apa yang Anda kerjakan. Anda puas dengan hasil karya Anda dan begitu pula dengan orang lain, kemudian Anda juga bisa mengajarkan kepada yang lain juga," tuturnya. Setelah menyelami bidang cake decorating dan cake sculpting selama lebih dari dua dekade, Margie dengan tegas berkata, "Ya, ini adalah pekerjaan impian saya. Namun saya juga masih banyak memiliki pekerjaan impian lainnya. Saya menyukai dunia fotografi. Sayangnya saya tidak punya waktu banyak untuk hal yang satu itu," pungkas Margie. P&B Zufria Rahma, foto-foto : Dadan Rukardan, Dok. Margie Carter & Heavenly Sweet.
(click to enlarge picture)